Selasa, 16 Oktober 2012

Bowen Reaction Series


Fungsi Deret Bowen

Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan], dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.
Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.


1.      Continuous branch [deret kontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].

2.      Discontinuous branch [deret diskontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim [selubung] yang tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya.

sistem kristal


SISTEM KRISTAL ISOMETRIK

Sistem Kristal isometrik memiliki 3 sumbu simetri dan ketiganya memiliki panjang yang sama. Sudut antara ketiga sumbu simetri tersebut adalah tegak lurus, atau berukuran 90o.
Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\image002-1isometrik.gif








Description: E:\ard\geologi\sphalerite-266.jpgDescription: E:\ard\geologi\pyrite-288.jpgDescription: E:\ard\geologi\diamond-crystal.jpgMineral yang mencirikan sistem kristal isometric adalah


Intan                                        pirit                                          sphalerit
(www.geology.com)                (www.geology.com)                   (www.geology.com)           




SISTEM KRISTAL TETRAGONAL

Sistem Kristal tetragonal memiliki 3 sumbu simetri dan 3 sumbu simetri tersebut saling memotong tegak lurus. Namun panjang ketiga sumbu simetri tersebut ada 1 yang lebih pendek / panjang.
Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\XS4.jpg








Mineral yang mencirikan sistem kristal tetragonal adalah
Description: E:\ard\geologi\rutile-nigrine-612.jpgDescription: E:\ard\geologi\chalcopyrite-zoom-239.jpg
       Kalkopirit                                     Rutil                                        Zircon
(www.geology.com)                (www.geology.com)             (www.geology.about.com)





SISTEM KRISTAL ORTHORHOMBIK

Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\XS5.jpgSistem Kristal orthorhombik memiliki 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus namun panjang yang berbada, sehingga pada mineral yang kristalnya berbentuk orthorhombik bentuknya ada yang gemuk atau pipih.








Mineral yang mencirikan sistem kristal orthorhombik adalah
Description: E:\ard\geologi\barite-99-b.jpgDescription: E:\ard\geologi\anhydrite-98.jpg
      Anhidrit                                        Barit                                        Aragonit
(www.geology.com)                (www.geology.com)            (www.healingcrystals.com)








SISTEM KRISTAL MONOKLIN

Sistem Kristal monoklin memiliki 3 sumbu simetri yang berbeda panjangnya serta berbeda sudut perpotongannya juga. Dua sumbu simetrinya memotong tegak lurus, tetapi yang satunya memotong dengan sudut yang miring.
Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\XS6.jpg







Mineral yang mencirikan sistem kristal monoklin adalah
Description: E:\ard\geologi\talc-foliated-78.jpg
Description: E:\ard\geologi\hornblende-24.jpgDescription: E:\ard\geologi\gypsum-160.jpg
        Gipsum                                 Hornblenda                                                Talc
(www.geology.com)                (www.geology.com)                (www.geology.com)








SISTEM KRISTAL TRIKLIN

Sistem Kristal triklin memiliki 3 sumbu simetri yang tidak sama panjang, sumbu simetrinya pun tidak berpotongan dengan tegak lurus. Ketiga sumbu simetrinya berpotongan tidak beraturan.
Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\XS7.jpg






Mineral yang mencirikan sistem kristal triklin adalah
Description: E:\ard\geologi\rhodonite-414.jpg
      Oligoklas                                       Rhodonit                                 Albit
(www.geology.com)                    (www.geology.com)                        (upload.wikimedia.com)









SISTEM KRISTAL HEKSAGONAL

Sistem Kristal heksagonal memiliki 4 sumbu simetri dengan 3 sumbu simetri terletak pada 1 bidang, yaitu horizontal. Ketiga sumbu simetri tersebut membentuk sudut 60o antar sumbu horizontal dan sumbu keempat merupakan sumbu vertical yang memotong tegak lurus pada ketiga sumbu simetri horizontal. Sumbu keempat tersebut biasanya lebih panjang dari keteiga sumbu horizontal.
Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\XS2.jpg







Mineral yang mencirikan sistem kristal heksagonal adalah
Description: E:\ard\geologi\nepheline-10-a.jpgDescription: E:\ard\geologi\calcite-123.jpgDescription: E:\ard\geologi\quartz-rose-translucent-lg.jpg
Kuarts                                     Kalsit                                       Nephelin
  (www.geology.com)                 (www.geology.com)                 (www.geology.com)





SISTEM KRISTAL TRIGONAL

Sistem Kristal trigonal memiliki sumbu simetri dan sudut perpotongan yang sama dengan sistem kristal heksagonal. Namun sebenarnya pada system Kristal trigonal terdapat dua system yang digabungkan menjadi satu sistem. Perbedaan dengan Kristal heksagonal terletak pada simetrinya. Pada sistem kristal trigonal puncak dan dasar prisma berbentuk limas segitiga.
Description: C:\Documents and Settings\kedai digital 3\My Documents\Downloads\XS3.jpg







Mineral yang mencirikan sistem kristal trigonal adalah
Hinsdalit                                 Pyrosmalit                               Korondum
      (www.naris.go.kr)                      (www.naris.go.kr)                              (www.geology.com)







DAFTAR PUSTAKA

·         www.geology.com
·         www.naris.go.kr
·         upload.wikimedia.com
·         www.geology.about.com
·         Soekardi, 2007, Materi Ringkas Krist – Min, FT – UGM Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta
·         Soetoto, Ir., 2001, Geologi, Laboratorium Geologi Dinamik, FT – UGM Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta